Kabupaten Magelang (28/07/2025) – Di balik sejuknya udara pegunungan dan hamparan lahan hijau di kawasan Ngablak, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tersimpan sebuah potensi besar yang mungkin belum banyak diketahui orang: produk susu segar hasil peternakan lokal. Di desa yang terkenal dengan produksi hortikultura ini, kini peternakan sapi perah perlahan-lahan tumbuh menjadi kekuatan ekonomi baru yang menjanjikan.

Salah satu pusat pengembangan ternak sapi perah di desa ini berada di Dusun Klabaran, di mana Pak Sabar, seorang peternak berdedikasi, telah membangun dan merawat kandang sapi perah miliknya dengan penuh ketekunan dan semangat.

Pak Sabar, peternak sapi perah

Dari Kandang Kecil ke Rantai Pasok Besar

Peternakan milik Pak Sabar saat ini memelihara 13 ekor sapi perah dalam satu kandang yang cukup tertata dan bersih. Proses pemerahan dilakukan secara rutin setiap hari, dan susu yang dihasilkan langsung disalurkan ke koperasi. Koperasi berperan sebagai penghubung antara peternak dengan konsumen akhir, termasuk industri besar seperti Cimory, yang dikenal luas sebagai produsen olahan susu berkualitas di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun berasal dari desa, produk susu Sumberejo telah menembus rantai distribusi nasional.

Awal Mula dan Perjalanan Peternakan

Pak Sabar telah menekuni dunia peternakan sejak 25 tahun lalu, namun baru memulai beternak sapi perah pada akhir tahun 2018. Keputusan ini didukung oleh berbagai bentuk bantuan dari dinas dan instansi terkait, seperti alat pemerahan susu manual, milkcan (wadah susu), serta bantuan dana untuk membangun kandang. Meski begitu, cikal bakal kelompok ternak di Klabaran sendiri sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2014, namun baru mendapatkan momentum nyata setelah bantuan sapi perah tiba beberapa tahun kemudian.

Dukungan tersebut tidak hanya memberikan modal fisik, tetapi juga meningkatkan semangat serta kapasitas para peternak lokal untuk memproduksi susu dengan kualitas yang mampu bersaing di pasar lebih luas.

Pemerahan Susu Sapi di Desa Klabaran, Magelang, Jawa Tengah

Tantangan di Lapangan

Seperti usaha tani dan peternakan lainnya, kegiatan beternak sapi perah tidak lepas dari kendala. Menurut Pak Sabar, wabah penyakit pada ternak adalah tantangan terbesar yang dihadapi, karena datangnya sulit diprediksi dan bisa berdampak serius pada kondisi kesehatan sapi. Selain itu, fluktuasi harga susu yang ditentukan oleh tengkulak atau pasar juga kerap menjadi persoalan, karena berpengaruh pada stabilitas pendapatan peternak.

Meski demikian, dengan semangat gotong royong dan kerja sama antara peternak serta koperasi, desa ini tetap optimis menjaga keberlangsungan usaha mereka.

Pemanfaatan Sumber Pakan Lokal

Salah satu keunggulan peternakan di Sumberejo adalah penggunaan pakan lokal berbasis rumput alami dan limbah hortikultura. Limbah seperti sisa sayuran, daun-daunan, dan bagian tanaman yang tidak terpakai, yang biasanya dibuang begitu saja, kini dimanfaatkan secara bijak sebagai tambahan pakan sapi. Ini tidak hanya menekan biaya produksi, tetapi juga menciptakan sistem peternakan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Potensi Desa yang Terus Tumbuh

Kisah peternakan di Dusun Klabaran, Desa Sumberejo ini menunjukkan bagaimana desa kecil di kaki gunung bisa menjadi bagian penting dari rantai pasok nasional. Dengan pendekatan yang tepat, dukungan pemerintah, dan inovasi berkelanjutan, produk susu dari Sumberejo berpotensi menjadi produk unggulan yang mendunia.

Kehadiran Pak Sabar dan peternak lainnya menjadi bukti bahwa keberhasilan tidak selalu bergantung pada skala besar, tetapi pada konsistensi, dedikasi, dan kolaborasi. Sumberejo tidak hanya menghasilkan susu, tapi juga inspirasi — bahwa dari desa pun, mimpi besar bisa tumbuh dan menyebar ke penjuru dunia.

Ditulis oleh: Annisa Najwa Hurriyah Kustiawan